Recent Posts Box 2

Cari Blog Ini

Translate

Social

More Links

Popular Posts

REVIEW BOOK Sejarah Pendidikan islam karya samsul Nizar

Site Links

Blogroll

makalah maharatul kalam bahasa arab



MAKALAH
KETERAMPILAN BERBICARA ( MAHARAH AL-KALAM)
Diajukan untuk memenuhi salahsatu tugas individu Mata kuliah Bahasa Arab
Dosen : Dra. Yanthi nuriyah, M.Pdi


  Di susun oleh :
 Een Nuryanah 
     Rombel B

Prodi : Pendidikan Agama Islam

TAHUN AJARAN 2013/2014




KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah, yang telah memberikan taufik dan hidayah nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tidak lupa kami panjatkan kepada nabi muhammad SAW.
Makalah ini kami susun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Arab , untuk memenuhi tugas individu Semester Ganjil  dan berusaha mencapai nilai yang maksimal.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi pembaca dan umumnya untuk kita semua. Tak lupa kamipun meminta kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah.




                                                                                                            Cigugur, februari 2014

                                                                                                                                                                                                                                                                        penulis




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ...................................................................................         i
DAFTAR ISI ..................................................................................................          ii
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................         1
A.    Latar belakang ......................................................................................         1
B.     Rumusan masalah .................................................................................         1
C.     Tujuan & fungsi ...................................................................................          2
D.    Metode penulisan .................................................................................          2
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................         3
A.    Bahasa Arab Dan Problematika Pembelajarannya ...............................          3
B.     Keterampilan Berbicara (Maharah Al-kalam).......................................        4
C.     Ragam Metode Pembelajaran Bahasa Arab...........................................        12
BAB 3 KESIMPULAN....................................................................................        15
A.    Kesimpulan ............................................................................................        15
 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................       16







ii
BAB 1
PENDAHULUAN

Bahasa arab merupakan peletak dasar pertumbuhan ilmu pengetahuan modern yang berkembang dewasa ini. Berbagai metode pembelajaran bahasa arab dikembangkan di dunia pendidikan, baik tingkat dasar, menengah maupun jenjang universitas. 
Makalah ini dibuat sebagai bahan diskusi ilmiah mahasiswa/siswi STAI AL-IHYA tingkat 1, dalam rangka menambah perkembangan berfikir keilmuan, agar senantiasa proaktif dalam mencermati perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bahasa Arab . Bahan referensi makalah ini kami ambil dari buku Metodologi Pembelajaran bahasa Arab karangan Prof. A. Chaedar Alwasilah, MA., Ph.D. , dan Drs. H.Ahmad Izzan, M.ag serta menambah sumber dari social media sebagai referensi tambahan yang lebih luas lingkupnya.

A.    Latar Belakang
Problematika pengajaran bahasa arab, biasa disebut problematika linguistik. Sebagai bahasa asing tidaklah sedikit, baik yang berkaitan dengan tata bunyi, kata, pola kalimat dan sebagainya.
Di makalah ini, penulis menguraikan beberapa bentuk metode pembelajaran bahasa Arab, khususnya keterampilan berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) disertai dengan teknik-tekniknya.

B.     Rumusan Masalah 
1.  Bagaimana teknik pembelajaran dalam Maharah al-kalam ?
2.   Apa saja metode yangberkaitan dengan maharah al-kalam?


1

C.    Tujuan Dan Fungsi
Tujuan pembuatan makalah bahasa Arab dengan tema Maharah al-kalam ini, bertujuan untuk:
a)      Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan keilmuan.
b)      Agar lebih memahami berbagai metode pembelajaran bahasa arab.
c)      Mengambil manfaat dari mempelajari ilmu tersebut.

D.    Metode Penulisan
Penulis menggunakan metode kepustakaan. Dalam metode studi pustaka penulis mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan judul atau materi yang akan di presentasikan, selanjutnya dirangkum, agar lebih mudah untuk dipahami.













2

BAB 2
PEMBAHASAN

BAHASA ARAB DAN PROBLEMATIKA PEMBELAJARANNYA

Pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab dimulai dari pertama kali pada abad ke-17, ketika bahasa Arab mulai diajarkan di Universitas Cambridge Inggris. Sementara di Amerika, perhatian terhadap bahasa arab dan pembelajarannya baru dimulai tahun 1947 disekolah-sekolah tentara Amerika. Di Mesir, terdapat banyak pusat pembelajaran bahasa Arab yang ada.
Pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab merupakan satu hal yang tak bisa dihindari, karena urgensi bahasa Arab bagi masyarakat dunia saat ini, cukup tinggi, baik yang muslim maupun non muslim.
Banyak alasan mengapa orang-orang non Arab mempelajari bahasa Arab, seperti disebutkan oleh Thu’aimah (tt: 31-32), antara lain :
a)      Motivasi agama, terutama islam. Karena bahasa kitab suci kaum muslimin berbahasa Arab, menjadikan bahasa Arab harus dipelajari sebagai alat untuk memahami ajaran agama yang bersumber dari Al-qur’an.
b)      Orang non Arab akan merasa asing jika berkunjung ke jazirah Arabia, yang biasanya menggunakan percakapan bahasa Arab baik ‘amiyyah maupun fushha .
c)      Banyak karya-karya para ulama klasik menggunakan bahasa Arab dalam kajian-kajian tentang agama dan kehidupan keberagaman kaum muslimin di dunia.
Pembelajaran bahasa arab dengan berbagai karakteristiknya serta motivasi mempelajarinya dikalangan masyarakat non Arab, tetap saja memilikin banyak kendala dan problematika yang dihadapi, karena bahasa arab tetap bukanlah bahasa yang mudah untuk dikuasai secara total.
3
Problematika yang biasanya muncul dalam pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab terbagi kedalam dua bagian :
1.       Problematika linguistik : tata bunyi, kosakata, tata kalimat dan tulisan.
2.       Problematika Non linguistik : perbedaan sosiokultural masyarakat arab dengan masyarakat non arab.

KETERAMPILAN BERBICARA

Keterampilan berbicara (maharah alkalam/ speaking skill) adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat oleh sejumlah otot dan jaringan otottubuh manusia yang menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya. bahkan menurut tarigan (1994/ II: 15) berbicara merupakan kombinasi fakto-faktor fisik, psikologis, neorologis, semantik dan linguistik secara luas, sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.
Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesankepada orang lain dalam cara sosial yang dapat diterima. Namun, tentu saja untuk mencapai tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas latihan yang memadai yang mendukung. Aktivitas-aktivitas seperti bukan perkara mudah bagi pembelajaran bahasa arab, sebab harus tercipta dahulu lingkungan bahaasa yang mengarahkan para pelajar ke arah sana. Subyakto-Nababan (1993: 175) membagi aktivitas ke dalam 2 kategori, yaitu pra-komunikatif dan komunikatif.




4
LATIHAN PRAKOMUNIKATIF
Latihan prakomunikatif tidak berarti bahwa latihan-latihan yang dilakukan belum komunikatif, tetapi dimaksudkan membekali para pelajar kemampuan-kemampuan dasar dalam berbicara yang sangat diperlukan ketika terjun ke lapangan, seperti latihan penerapan pola dialog, kosa kata, kaidah, mimik muka, dan sebagainya. Pada tahap ini keterlibatan guru dalam latihan cukup banyak dalam latihan, karena tentu saja setiap unsur kemampuan yang diajarkan perlu diberi contoh.
Cara yang sudah lazim dilakukan adalah merangkaikan latihan menyimak dengan berbicara, sebab keduanya saling berkaitan. Sebagaimana dalam latihan menyimak,m maka latihan yang sangat mendasar dan dikenalkan terlebih dahulu dalam berbicara adalah membedakan bunyi unsur-unsur kata (fonem), terutama bunyi-bunyi yang kelihatannya sama tapi berbeda. Misalnya sa (    ) – tsa (    ) – sya (   ), da (   ) – dza (   ), ka (   ) – qa (   ), dan sebagainya yang selanjutnya diterapkan dalam kata-kata dan kalimat. Pengenalan bunyi ini sangat penting terutam bagi pemula. Pembimbing yang paling ideal dalam hal ini adalah penutur asli ( al-nathiq al-asli). Tetapi jika tidak memungkinkan bisa diganti dengan kaset yang dibuat di laboratorium.
Ada beberapa teknik yang mungkin dilakukan dalam latihan pra-komunikatif, antara lain: dialog ( al-hiwar), praktek pola (tathbiq al-namudzaj), dan karangan lisan ( al-tarkib al-syafawi)
a.       Hafalan dialog (al-hif’zh ‘ala al-hiwar)
Teknik ini merupakan latihan meniru dan menghaal dialog-dialog mengenai berbagai macam situasi dan kesempatan. Melalui latihan ini diharapkan pelajardapat mencapai kemahiran yang baik dalam percakapan yang dilakukan secara wajar dan tidak dibuat-buat. Walaupun awalnya memang dipola berdasarkan hapalan, namun jika dilakukan latihan secara terus menerus lama kelamaan akan menjadi kemampuan berkomunikasi secara wajar.
b.      Dialog melalui gambar (al-hiwar bil-shuwar)
Teknik ini diberikan agar para pelajar dapat memahami fakta melalui gambar yang diungkapakan secara lisan sesuai tingkatan mereka.
5
 Guru dalam hal ini membawa gambar-gambar dan menunjukkan satu persatu kepada para pelajar sambil bertanya, lalu para pelajar menjawab sesuai gambar yang ditunjukkan.
misalnya :
Jawaban
Pertanyaan

Jawaban
Pertanyaan
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+

c.       Dialog Terpimpin ( al-hiwar al-muwajjah)
Teknik ini diberikan agar para pelajar mampu melengkapi pembicaraan sesuai dengan situasi tertentu yang dilatihkan. Dalam hal ini guru memberiksn contoh tanya jawab dalam bahasa arab, misalnya tentang “ nonton film di bioskop”. Dalam tanya jawab ini dikemukakan contoh cara merespon/ menjawab, setelah itu guru memberikan kalimat kepada para pelajar untuk direspon, sebagai contoh, misalnya :

Jawaban
Pertanyaan
-
+
-

d.      Dramatisasi tindakan (al-tamsil as-suluki)
Teknik ini diberikan agar para pelajar dapat mengungkapkan suatu aktivitas secara lisan. Dalam hal ini guru melakukan tindakan tertentu, seperti tersenyum, tertawa, duduk, dan sebagainya sambil bertanya, misalnya :
Jawaban
Pertanyaan
-
+
-
-
6

e.       Teknik praktek pola (tathbiq al-namazij)
Teknik ini terdiri dari pengungkapan pola-pola kalimat yang harus di ulang-ulang secara lisan dalam bentuk tertentu sebagaimana yang diperintahkan. Dengan kata lain, praktek pola adalah bentuk latihan praktek penyempurnaan kalimat tertentu yang di dahului oleh soal-soal yang tidak lengkap, acak atau penambahan yang sudah lengkap. Termasuk kedalam praktek pola antara lain, penambahan, penyisipan, substitusi, integrasi, menyusun, melengkapi, dan lain-lain. Contohnya sebagai berikut:
§  Penambahan (al-tazyid), contoh :

Penambahan
Jumlah Dasar





§  Penyisipan (al-takhlil), contoh :

Penyisipan
Jumlah Dasar





§  Substitusi (al-tabdil), contoh :

Substitusi
Jumlah Dasar









7

§  Integrasi (al-tadmij), contoh :

Integrasi
jumlah Dasar







§  Menyusun (al-tartib), contoh :

Kata-kata tersusun
Kata-kata tak tersusun





§  Melengkapi kalimat (takmil al-jumlah)
Ternasuk melengkapi kalimat adalah menyelesaikan paragraf atau cerita pendek. Guru dalam hal ini memberikan kalimat atau paragraf atau cerita pendek yang tidak lengkap, lalu dilengkapi oleh para pelajar secara lisan, misalnya :
Pelengkap
Jumlah tak lengkap

.......

.......

.......



8
LATIHAN KOMUNIKATIF
Latihan komunikatif adalah latihan yang lebih mengandalkan kreativitas para pelajar dalam melakukan latihan. Pada tahap ini keterlibatan guru secara langsung mulai dikurangi untuk memberi kesempatan mereka mengembangkan kemampuan sendiri. Para pelajar pada tahap ini ditekankan untuk lebih banyak berbicara daripada guru. Sedangkan penyajian latihan diberikan secara bertahap, dan dianjurka agar materi latihan di pilih sesuai dengan kondisi kelas.
Secara psikologis memang setiap kelas memiliki kecenderungan, pandangan, dan kemampuan yang sama. Oleh sebab itu, gueu harus pandai memanfaatkan kondisi ini agar setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan setidaknya memberikan kegairahan pada mereka.
Beberapa aktivitas yang memungkinkan dilakukandalam latihan konunikatif secara bertahap adalah sebagai berikut :
a.       Percakapan kelompok ( al-hiwar al-jama’i)
Peralatan yang harus disediakan adalah tape-recorder untuk merekam semua percakapan. Dalam satu kelas para pelajar di bagi ke dalam kelompok-kelompok sesuuuai kebutuhan. Setiap keeelompok diberi judul cerita yang sederhana. Sebelum latihan di laksanakan para pelajar diperkenankan untuk berunding dengan teman sekelompoknya.
Di dalam latihan ini para pelajar berganti-ganti mengatakan sesuatu yang disambung oleh teman-teman sekelompoknya sehingga menjadi sebuah cerita yang  lengkap. Semua kegiatan percakapan direkam sehingga dapat didengarkan lagi.
Guru dalam latihan ini berkeliling dari satu keolompok ke kelompok lainnya dan menjawab pertanyaan jika para pelajar meminta. Setelah kegiatan selesai, rekaman selanjutnya diputar kembali untuk didiskusikan dengan para pelajar, baik mengenai isi, pola, intonasi, dan sebagainya.
b.      Bermain peran (al-tamtsil)
Pada aktivitas ini guru memberikan tugas peran tertentu yang harus dilakukan oleh para pelajar. Peran yang diberikan harus disesuaikan dengan tingkat penguasaan bahasa para pelajar.
9
Tentu saja peran yang diberikan kepada tingkat pemula tidak sama dengan yang diberikan kepada tingkat menengah dan lanjutan. Misalnya seorang guru memberikan tugas : Ragakanlah ! jika kamu seorang guru, dan maman sebagai muridmu. Apa yang akan dikatakan jika kalian bertemu di tengah jalan?
Misalnya percakapan yangdilakukan adalah sebagai berikut :









Bermain peran ini merupakan teknik yang sangat berguna dalam melatih perilaku bahasa. Pemberian tugan ini dapat dilakukan dengan mulai dari cara yang sangat sederhana sampai kepada yang rumit yang memerlukan penguasaan pola-pola kompleks.
 
c.       Praktek ungkapan sosial (tathbiq al-ta’birat al-ijtima’iyyah)
Ungkapan sosial maksudnyabadalah perilaku-oerilaku sosial saat berkomunilasi yang di ungkapkan secara lisan, misalnya memberi hormat, mengungkapkan rasa kagum, gembira, ucapan perpisahan, memberi pujian, ucapan selamat, dan sebagainya. Pola-pola ungkapan ini dipraktekan dalam rangkaian pembicaraan pada situasi-situasi tertentu.

Pola-pola ungkapan yang biasanya digunakan misalnya :
(Alangkah indahnya lukisan ini !)       !
(semoga engkau selamat)
(semoga engkau berhasil)
(selamat hari raya idul fitri)
10
d.      Praktek lapangan (al mumarasah fi almujtama’)
Praktek lapangan maksudnya berkomunikasi dengan penutur asli diluar kelas. Tentu saja aktivitas ini hanya bisa di lakukan di tempat-tempat yang ada penutur asli bahasa Arab. Praktek lapangan ini sangat berarti bagi perkembangan kemampuan berbahasa Arab, sebab berbicara dengan penutur Asli secara langsung dapat mengadakan koreksi berbahasa dalam berbagai aspek.
 Selain itu, kegiatan berbicara di lapangan dapat dijadikan ukuran perkembangan belajar bahasa tersebut. Penutur Asli bahasa Arab di Indonesia nampaknya tidak sebanyak bahasa inggris. Mungkin hanya di tempat atau instansi tertentu saja para pelajar bisa menemui mereka, seperti di kedutaan-kedutaan atau lembaga-lembaga pendidikan yang mendatangkan penutur asli bahasa Arab dari Timur tengah.

e.       Problem solving (hill al-musykilat)
Problem solving atau pemecahan masalah biasa dilakukan dalam bentuk diskusi (al munazharah). Aktivitas ini bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi,atau mengadakan sebuah kesepakatan tentang suatu rencana. Berdiskusi lebih tinggi tingkat kesulitannya di bandingkan dengan hiwar, sebab berdiskusi sudah melibatka kemampuan menganalisa, menilai, menyimpulkan fakta.
Dalam aktivitas ini guru juga harus melihat tingkat kemampuan pelajar dalam bahasa Arab. Bagi tingkatan permasalahan yang dipecahkan harus sederhana tidak menutup kemungkinan aktivitas yang harus dilakukan para pelajar berdasarkan bantuan imajinasi guru jika situasi menghendaki demikian. Tema yang diberikan, misalnya “ Berkemah ke cisarua lembang”. Guru mengatakan :” Apa saja yang harus disiapkan untuk berkemah itu?”.
Dalam sekelas para pelajar dibagi kedalam beberapa kelompok masing-masing  kelompok memiliki ketua. Setiap kelompok harus berdiskusi tentang persiapan itu dengan bahasa arab. Setiap pelajar dalam kelompok harus memberikan saran, yang kemudian di tulis oleh ketua. Jika diminta, guru memberikan kosakata atau pola-pola kalimat yang diperlukan.

11
 Kelompok yang dapat mengumpulkan butir-butir paling banyak di minta untuk menjelaskan hal-hal yang harus disiapkan dengan alasannya kepada kelompok lain di depan kelas. Misalnya, mengapa harus membawa sapu (          ), tali (       ), jaket (         ), pisau (           ), sedangkan pedang (         ) tidak, mengapa berangkat harus naik bis (         ), dan sebagainya. Bimbingan guru tentu saja sangat penting dalam permainan ini.
Bagi tingkatan yang sudah lebih tinggi, permasalahan yang di pecahkan lebih rumit lagi, bahkan pelajar diberikan kebebasan untuk menentukan tema permasalahan yang dipecahkan. Guru dalam tingkatan ini mulai mengurangi ketetrlibatannya dalam aktivitas pelajar.    

TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA ARAB YANG BERKAITAN DENGAN MAHARAH AL-KALAM
1.      Al- muhadatsah (Bercakap-cakap)
Pelajaran muhadatsah ini merupakan pelajaran bahasa arab yang pertama-tama diberikan . tujuan utama pengajaran bahasa arab adalah agar siswa mampu bercakap-cakap (berbicara). Dalam pembicaraan sehari-hari dengan berbahasa arab dan membaca al-qur’an, dalam shalat dan doa-doa. Maksud dari berbahasa adalah berbicara lisan.
Metode muhadatsah yaitu cara menyajikan bahasa pelajaran bahasa arab melalui percakapan.
Pengajaran muhadatsah bertujuan untuk :
a.       Melatih lidah anak didik agar terbiasa dan fasih dalam bercakap-cakap;
b.      Terampil berbahasa arab mengenai kejadian apa saja di masyarakat;
c.       Mampu menerjemahkan percakapan orang lain lewat alat elektronik;
d.      Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa arab dan alquran;

12
Ada beberapa langkah yang ditempuh dalam mengajarkan metode ini, yaitu:
§  Mempersiapkan materi muhadatsah dengan matang.
§  Materi muhadatsah hendaklah disesuaikan dengan kemampuan anak didik.
§  Menggunakan alat peraga sebagai alat peraga muhadatsah.
§  Menjelaskan terlebih dahulu arti kata-kata yang terkandung dalam muhadatsah.
§  Pada muhadatsah tingkat atas, anak didiklah yang lebih banyak berperan.
§  Setelah muhadatsah selesai, guru membuka forum soal jawab mengenai hal-hal yang perlu didiskusikan saat muhadatsah.
§  Penguasaan bahasa secara aktif, itulah yang baik, bukan hanya penguasaan pasif.
§  Di dalam kelas, guru harus selalu berbicara dalam bahasa arab.
§  Mengakhiri pertemuan pengajaran, dengan memberikan dorongan dan motivasi.
2.      Al-Insya (mengarang)
Insya’ atau ta’bir mengarang dalam bahasa arab, untuk mengungkapkan isi hati dan pikiran dan pengamalan yang dimiliki awal didik.
Tujuan pengajaran insya adalah sebagai berikut :
a.       Siswa dapat mengarang kalimat-kalimat sederhana dalam bahasa arab.
b.      Siswa dalam terampil mengemukakan buah pikirannya baik lisan maupun tulisan.
c.       Siswa mampu berkomunikasi melalui korespondensi dalam bahasa arab.
d.      Siswa dapat menyajikan kejadian atau peristiwa dalm lingkungan masyarakat.
Ada beberapa langkah yang ditempuh dalam mengajarkan metode ini, yaitu:
Ø  Materi pelajaran disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak didik.
Ø  Pada kelas dasar, pelajaran insya’ dapat diberikan mengenai pembentukan kata atau kalimat dari kosakata yang telah diketahui anak didik.
Ø  Pada kelas atas, pelajaran insya’ dapat ditingkatkan pada pembentukan kalimat yang lebih sempurna.
13
Ø  Pada kelas tingkat tinggi, materi insya’ sudah berbentuk seperti tema cerita.
Ø  Setelah insya’ dikerjakan anak didik, guru hendaknya mengadakan soal jawab.
Ø  Guru mengakhiri insya dengan memberikan petunjuk atau nasihat.

3.      Al-mahfudzat (hapalan kata-kata mutiara)
Mahfudzat adalah hapalan-hapalan.  Penyajian materi pelajaran dengan jalan menyeluruh siswa untuk menghafal kalimat-kalimat berupa syair, cerita, kata-kata hikmah dan lain-lain yang menarik hati mereka.
Contoh materi mahfudzat yang menarik :

“yang dikatakan pemuda ialah yang berkata : inilah aku, bukanlah seorang pemuda yang mengatakan : inilah bapakku.”
            Tujuan mempelajari mahfudzat, antara lain :
1.      Mengembangkan daya fantasi anak didik, serta melatih daaya ingatan;
2.      Memperkaya pembendaharaan kosakata dan percakapan;
3.      Mempermudah siswa dalam mempelajari sastra arab, dan asal-usul gaya bahasa arab;
4.      Melatih anak didik agar baik ucapannya indah perkataannya;
5.      Melatih jiwa dan mental disiplin.
Ada beberapa langkah yang ditempuh dalam mengajarkan metode ini, yaitu:
*      Mengadakan apersepsi dan atau pre test.
*      Materi harus disesuaikan dengan kemampuan anak didik.
*      Materi mahfudzat menarik hati;
*      Menuliskan mahfudzat  di papan tulis dengan tulisan yang indah dan menarik.
*      Sering-sering melaakukan ulangan hafalan.

14

BAB 3
KESIMPULAN

Keterampilan berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara. Dalam makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat oleh sejumlah otot dan jaringan otottubuh manusia yang menyampaikan pikiran dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Metode-metode yang berhubungan dengan keterampilan membaca pun beragam, diantaranya : al-muhadatsah, al-insya’ dan al-mahfudzat.

















15


DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 2011. Metode Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:
 PT Remaja Rosdakarya Offset
Izzan, ahmad. 2004. Metode Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Humaniora




















16

0 komentar:

Posting Komentar

 
2012 EEN NURYANAH | Blogger Templates for HostGator Coupon Code Sponsors: WooThemes Coupon Code, Rockable Press Discount Code